Laporan Hasil Analisis Karya Di Pekan Kebudayaan Nasional
Nama : Muhamad Faldi Hidayat
NPM : 202246500676
Kelas : R3I
Mata Kuliah : Filsafat Seni
Dosen Pengampuh : Dr.Sn. Angga Kusuma Dawami M. Sn.
Laporan Hasil Analisis Karya Di Pekan Kebudayaan Nasional
- Latar Belakang
Pameran seni adalah suatu kegiatan yang menampilkan karya seni dari berbagai seniman dalam suatu ruang tertentu. Pameran seni dapat diadakan oleh individu, kelompok, atau lembaga tertentu. Pameran seni dapat dibedakan berdasarkan tema, jenis karya seni, atau jenis seniman yang berpartisipasi. Beberapa jenis pameran seni yang umum diadakan antara lain pameran seni rupa, pameran seni lukis, pameran seni patung, dan pameran seni instalasi. Dilihat dari kondisi tersebut blog ini akan memberikan sebuah laporan hasil analisis karya seni yang diambil dari event Pekan Kebudayaan Nasional di Galeri Nasional kota Jakarta Pusat. Teori analisis menggunakan teori mimesis dan teori significant form.
- Tujuan
Adapun Tujuan Analisis Karya ini yaitu:
Untuk mengevaluasi kualitas karya seni yang dipamerkan, menilai kesesuaian tema dengan karya seni yang dipamerkan, serta mengevaluasi respon pengunjung terhadap pameran seni tersebut.
Teko Dari India
Karya 1. Toko Dari India/Kustiyah (Sumber Gambar: Dokumen Pribadi)
Karya seni lukis yang berjudul "Teko dari India" ini dibuat menggunakan cat minyak dan kanvas yang berukuran 50x65 cm. Lukisan ini dibuat oleh seniman Kustiyah (1935-2012) pada tahun 1962 dan sampai saat ini lukisannya menjadi sebuah koleksi OHD Museum Magelang. Lukisan ini menggambarkan sebuah teko dengan aliran seni naturalisme.
Pada teori mimesis lukisan ini representatif dari sebuah benda teko, benda yang ada pada kehidupan nyata. Lukisan ini dibuat hampir mirip dengan teko aslinya meskipun sang seniman menggunakan unsur gelap terang pada objek di teko. Hal ini dapat membuat para pengunjung melihat lukisan ini mengetahui bahwa lukisan ini menggambarkan sebuah teko.
Sedangkan teori significant form lukisan ini menggunakan unsur gelap terang pada gambar teko dan sang seniman menggunakan warna solid pada background lukisan sehingga warna objek teko dan warna background terlihat serasi.
Tiga domba
Karya 2. Tiga domba/Kustiyah (Sumber Gambar: Dokumen Pribadi)
Karya seni lukis ini berjudul "Tiga domba" yang dibuat menggunakan cat minyak diatas kanvas yang berukuran 59x82 cm. Lukisan ini dibuat oleh seorang seniman Kustiyah (1935-2012) pada tahun 1963 sekarang lukisan ini menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia. Lukisan ini menggambarkan tiga ekor domba yang sedang memakan dedauan di alam, meskipun begitu lukisan ini menggunakan aliran seni naturalisme.
Dilihat dari teori mimesis lukisan ini menirukan tiga ekor domba yang sedang memakan dedaunan di alam pada kehidupannya nyata, akan tetapi secara visual saya melihat nya seperti tiga ekor kambing yang sedang memakan dedaunan.
Sedangkan teori significant form lukisan ini menggunakan unsur gradasi warna pada langit, dedaunan, dan warna domba. Lukisan ini juga menggunakan keberadaan unsur seni seperti titik, garis, komposisi warna, dan gradasi warna.
Penyu
Karya 3. Penyu/Affandi (Sumber Gambar: Dokumen Pribadi)
Karya lukisan ini berjudul "Penyu" lukisan ini dibuat menggunakan cat minyak diatas kanvas yang berukuran 97x125 cm. Lukisan ini dibuat oleh seorang seniman bernama Affandi pada tahun 1974, dan lukisan ini menjadi koleksi Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki. Lukisan ini menggunakan aliran seni abstrakisme yang menggambarkan dua ekor penyu yang sedang menyelam.
Dari teori mimesis lukisan ini representatif dari seekor penyu yang berada di kehidupan alam, meskipun agak terlihat samar seperti penyu hal ini dikarenakan aliran seni yang digunakan adalah abstraksionisme.
Sedangkan dari teori significant form lukisan ini membawakan berbagai aspek unsur seni dari titik, garis non geometri, komposisi warna, dan tekstur. Tekstur dari lukisan ini sangat terlihat jelas di bagian gambar penyu, bagi pelihat unsur teksur pada lukisan menjadi hal yang paling menarik pada karya lukisan "Penyu" ini. Secara segi visual pelihat akan mengira sebagai bentuk hewan penyu.
Pasar Burung
Karya 4. Pasar Burung/Siti Ruliyati (Sumber Gambar: Dokumen Pribadi)
Karya lukisan yang berjudul "Pasar Burung" yang dibuat tahun 1965 oleh seniman Siti Ruliyati (1930-2023). Lukisan yang dibuat menggunakan cat minyak diatas kanvas yang berukuran 62x92 cm ini sekarang menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia. Secara aliran karya lukis ini impresionisme terlihat dari pencahayaan yang sangat kuat.
Dari segi teori mimesis lukisan ini adalah representatif dari kehidupan burung dalam sangkar yang berada di kehidupan nyata, yang terlihat pada bentuk beberapa sangkar dengan gambar bentuk burung didalam nya. Lukisan ini kurang mirip dengan yang aslinya seperti burung, sangkar, dan latar belakang lukisan ini, meskipun sang pelukis menggunakan aliran karya lukis impresionisme.
Sedangkan teori significant form lukisan ini memberikan kesan kesan pencahayaan yang sangat kuat dengan penekanan pada warna dan bukan pada bentuk. Lukisan ini menonjolkan beberapa warna di gambar burung hitam dan putih, warna sangkar, dan warna latar belakang yang begitu terang. Karakteristik dari lukisan ini kuatnya goresan pada kuas, menggunakan warna warna cerah (meskipun ada bagian lukisan yang menggunakan warna gelap), komposisi terbuka, dan penekanan terhadap warna.
Nona Jakarta
Karya lukisan yang berjudulu "Nona Jakarta" ini dibuat tahun 1976 oleh seniman Sriyani (1930-2006). Karya lukisan ini dibuat menggunakan cat minyak diatas kanvas yang berukuran 100 x 66 cm, yang sekrang lukisan ini menjadi koleksi Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki. Lukisan "Nona Jakarta" ini menggambarkan seorang nona yang sedang duduk mengenakan kebaya dan seperti cunduk mentul (aksesoris yang disematkan diatas kepala untuk pengantin perempuan Jawa).
Dari teori mimesis lukisan ini merepresentatif dari seorang perempuan pada kehidupan nyata, yang ini terlihat dari gambar seorang perempuan yang sedang duduk mengenakan kebaya dan aksesoris yang disematkan diatas kepala dengan beberapa buah-buahan dan gerabah sebagai objek di latar belakang. Oleh karena itu jika dari segi visual akan melihat lukisan "Nona Jakarta" ini sebagai seseorang perempuan yang sedang duduk mengenakan kebaya dan cunduk mentul.
Sedangkan dari teori significant form lukisan ini menggunakan aliran realisme yang menampilkan objek sebagai dalam suatu karya yang menggambarkan kehidupan cerita pada zamannya, ini diperlihatkan pada seorang perempuan yang mengenakan kebaya dan cunduk mentul. Lukisan ini menampilkan sesuatu yang tampak ke dalam lukisan dengan gambar senyata mungkin, dan objek-objek yang ditampilkan pada gambar lukis menyatu satu sama lain.
Kesimpulan
Seni lukis adalah cabang seni rupa yang diwujudkan melalui karya dua dimensi dengan menggunakan kanvas atau permukaan datar lainnya, Seni lukis memiliki karakteristik yang khas seperti pola, bahan, dan teknik dalam pengerjaannya.Umumnya, seorang seniman yang membuat lukisan akan mengungkapkan ide dan perasaannya tentang lukisannya di atas permukaan kanvas, melalui nalar kekreatifannya seorang seniman tidak sembarangan menyajikan, tentu ada sebuah filosofi dalam lukisan yang ia bikin.
Pada Pekan Kebudayaan Nasional yang saya kunjungi saya melihat berbagai macam aliran-aliran seni yang di pameran, setiap lukisan memiliki aliran dan karakteristik tersendiri. Karya-karya yang saya dokumentasikan merupakan pilihan karya yang menurut saya memiliki aliran dan karakteristik nya sendiri seperti karya "Nona Jakarta" yang beraliran realisme yang menampilkan gambar senyata mungkin, dan "Penyu" yang beraliran abstraksionisme wujud yang digambar terbebas dari ilusi atas bentuk alam.
- Tujuan
Adapun Tujuan Analisis Karya ini yaitu:
Untuk mengevaluasi kualitas karya seni yang dipamerkan, menilai kesesuaian tema dengan karya seni yang dipamerkan, serta mengevaluasi respon pengunjung terhadap pameran seni tersebut.
Teko Dari India
Karya 1. Toko Dari India/Kustiyah (Sumber Gambar: Dokumen Pribadi)
Karya seni lukis yang berjudul "Teko dari India" ini dibuat menggunakan cat minyak dan kanvas yang berukuran 50x65 cm. Lukisan ini dibuat oleh seniman Kustiyah (1935-2012) pada tahun 1962 dan sampai saat ini lukisannya menjadi sebuah koleksi OHD Museum Magelang. Lukisan ini menggambarkan sebuah teko dengan aliran seni naturalisme.
Pada teori mimesis lukisan ini representatif dari sebuah benda teko, benda yang ada pada kehidupan nyata. Lukisan ini dibuat hampir mirip dengan teko aslinya meskipun sang seniman menggunakan unsur gelap terang pada objek di teko. Hal ini dapat membuat para pengunjung melihat lukisan ini mengetahui bahwa lukisan ini menggambarkan sebuah teko.
Sedangkan teori significant form lukisan ini menggunakan unsur gelap terang pada gambar teko dan sang seniman menggunakan warna solid pada background lukisan sehingga warna objek teko dan warna background terlihat serasi.
Tiga domba
Karya 2. Tiga domba/Kustiyah (Sumber Gambar: Dokumen Pribadi) Karya seni lukis ini berjudul "Tiga domba" yang dibuat menggunakan cat minyak diatas kanvas yang berukuran 59x82 cm. Lukisan ini dibuat oleh seorang seniman Kustiyah (1935-2012) pada tahun 1963 sekarang lukisan ini menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia. Lukisan ini menggambarkan tiga ekor domba yang sedang memakan dedauan di alam, meskipun begitu lukisan ini menggunakan aliran seni naturalisme.
Dilihat dari teori mimesis lukisan ini menirukan tiga ekor domba yang sedang memakan dedaunan di alam pada kehidupannya nyata, akan tetapi secara visual saya melihat nya seperti tiga ekor kambing yang sedang memakan dedaunan.
Sedangkan teori significant form lukisan ini menggunakan unsur gradasi warna pada langit, dedaunan, dan warna domba. Lukisan ini juga menggunakan keberadaan unsur seni seperti titik, garis, komposisi warna, dan gradasi warna.
Penyu
Karya 3. Penyu/Affandi (Sumber Gambar: Dokumen Pribadi) Karya lukisan ini berjudul "Penyu" lukisan ini dibuat menggunakan cat minyak diatas kanvas yang berukuran 97x125 cm. Lukisan ini dibuat oleh seorang seniman bernama Affandi pada tahun 1974, dan lukisan ini menjadi koleksi Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki. Lukisan ini menggunakan aliran seni abstrakisme yang menggambarkan dua ekor penyu yang sedang menyelam.
Dari teori mimesis lukisan ini representatif dari seekor penyu yang berada di kehidupan alam, meskipun agak terlihat samar seperti penyu hal ini dikarenakan aliran seni yang digunakan adalah abstraksionisme.
Sedangkan dari teori significant form lukisan ini membawakan berbagai aspek unsur seni dari titik, garis non geometri, komposisi warna, dan tekstur. Tekstur dari lukisan ini sangat terlihat jelas di bagian gambar penyu, bagi pelihat unsur teksur pada lukisan menjadi hal yang paling menarik pada karya lukisan "Penyu" ini. Secara segi visual pelihat akan mengira sebagai bentuk hewan penyu.
Pasar Burung
Karya 4. Pasar Burung/Siti Ruliyati (Sumber Gambar: Dokumen Pribadi)
Karya lukisan yang berjudul "Pasar Burung" yang dibuat tahun 1965 oleh seniman Siti Ruliyati (1930-2023). Lukisan yang dibuat menggunakan cat minyak diatas kanvas yang berukuran 62x92 cm ini sekarang menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia. Secara aliran karya lukis ini impresionisme terlihat dari pencahayaan yang sangat kuat.
Dari segi teori mimesis lukisan ini adalah representatif dari kehidupan burung dalam sangkar yang berada di kehidupan nyata, yang terlihat pada bentuk beberapa sangkar dengan gambar bentuk burung didalam nya. Lukisan ini kurang mirip dengan yang aslinya seperti burung, sangkar, dan latar belakang lukisan ini, meskipun sang pelukis menggunakan aliran karya lukis impresionisme.
Sedangkan teori significant form lukisan ini memberikan kesan kesan pencahayaan yang sangat kuat dengan penekanan pada warna dan bukan pada bentuk. Lukisan ini menonjolkan beberapa warna di gambar burung hitam dan putih, warna sangkar, dan warna latar belakang yang begitu terang. Karakteristik dari lukisan ini kuatnya goresan pada kuas, menggunakan warna warna cerah (meskipun ada bagian lukisan yang menggunakan warna gelap), komposisi terbuka, dan penekanan terhadap warna.
Nona Jakarta
Karya lukisan yang berjudulu "Nona Jakarta" ini dibuat tahun 1976 oleh seniman Sriyani (1930-2006). Karya lukisan ini dibuat menggunakan cat minyak diatas kanvas yang berukuran 100 x 66 cm, yang sekrang lukisan ini menjadi koleksi Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki. Lukisan "Nona Jakarta" ini menggambarkan seorang nona yang sedang duduk mengenakan kebaya dan seperti cunduk mentul (aksesoris yang disematkan diatas kepala untuk pengantin perempuan Jawa).
Dari teori mimesis lukisan ini merepresentatif dari seorang perempuan pada kehidupan nyata, yang ini terlihat dari gambar seorang perempuan yang sedang duduk mengenakan kebaya dan aksesoris yang disematkan diatas kepala dengan beberapa buah-buahan dan gerabah sebagai objek di latar belakang. Oleh karena itu jika dari segi visual akan melihat lukisan "Nona Jakarta" ini sebagai seseorang perempuan yang sedang duduk mengenakan kebaya dan cunduk mentul.
Sedangkan dari teori significant form lukisan ini menggunakan aliran realisme yang menampilkan objek sebagai dalam suatu karya yang menggambarkan kehidupan cerita pada zamannya, ini diperlihatkan pada seorang perempuan yang mengenakan kebaya dan cunduk mentul. Lukisan ini menampilkan sesuatu yang tampak ke dalam lukisan dengan gambar senyata mungkin, dan objek-objek yang ditampilkan pada gambar lukis menyatu satu sama lain.
Kesimpulan
Seni lukis adalah cabang seni rupa yang diwujudkan melalui karya dua dimensi dengan menggunakan kanvas atau permukaan datar lainnya, Seni lukis memiliki karakteristik yang khas seperti pola, bahan, dan teknik dalam pengerjaannya.Umumnya, seorang seniman yang membuat lukisan akan mengungkapkan ide dan perasaannya tentang lukisannya di atas permukaan kanvas, melalui nalar kekreatifannya seorang seniman tidak sembarangan menyajikan, tentu ada sebuah filosofi dalam lukisan yang ia bikin.
Pada Pekan Kebudayaan Nasional yang saya kunjungi saya melihat berbagai macam aliran-aliran seni yang di pameran, setiap lukisan memiliki aliran dan karakteristik tersendiri. Karya-karya yang saya dokumentasikan merupakan pilihan karya yang menurut saya memiliki aliran dan karakteristik nya sendiri seperti karya "Nona Jakarta" yang beraliran realisme yang menampilkan gambar senyata mungkin, dan "Penyu" yang beraliran abstraksionisme wujud yang digambar terbebas dari ilusi atas bentuk alam.
Hal ini merupakan hal baru bagi saya, menilai atau apresiasi karya seni seseorang yang membutuhkan beberapa prinsip kesatuan, keselaran, keseimbangan, dan kontras. Itu adalah prinsip yang masih belum saya ketahui, meskipun begitu ini adalah pengalaman baru bagi saya apresiasi sebuah karya seni.
Dokumentasi
Lokasi : Galeri Nasional
Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Oktober 2023
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi
Komentar
Posting Komentar